Gelang Kesehatan Bermanfaat, Tapi...

Pertanyaan seputar manfaat gelang kesehatan tengah menjadi perbincangan hangat menyusul pengakuan produsen Power Balance (PB) bahwa produk mereka tak memiliki cukup bukti ilmiah yang mendukung manfaat yang digembar-gemborkannya selama ini.
Power Balance sebelumnya gencar mempromosikan bahwa gelang berbahan silikon disertai hologram itu dapat meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh pemakainya.
Walaupun telah mengakui PB tak memiliki bukti empiris yang cukup, namun produsen gelang itu juga mengklaim kalau jutaan orang dari 30 negara telah merasakan manfaat gelang itu. 
Memang ada sebagian orang yang begitu yakin dengan khasiat dari gelang atau pun benda-benda serupa lainnya yang diklaim bermanfaat. Tubuh mereka seperti merasakan suatu perbendaan saat dipakai.
Tetapi menurut pendapat dr. Michael Triangto, SpKO, ahli kedokteran olahraga, efek benda-benda seperti gelang atau kalung seperti ini terhadap tubuh sebenarnya hanya bersifat temporer, sehingga manfaatnya tidak maksimal.
Memengaruhi ion Triangto menjelaskan, benda-benda seperti gelang atau kalung kesehatan bekerja dengan cara memengaruhi ion-ion yang berada di dalam cairan tubuh. Sebagaimana diketahui, sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan dan di dalamnya terkandung elektrolit bermuatan listrik. Ion natrium dan kalium yang bermuatan listrik positif, sedangkan ion klorida dan fosfat bermuatan negatif.
Banyak produk yang beredar di pasaran saat ini memiliki mekanisme kerja serupa, tetapi memiliki bentuk luar berbeda. Sebut saja gelang metal, kalung, ruangan bermedan magnet atau benda-benda yang memancarkan gelombang infra merah. Benda-benda seperti ini, pada prinsipnya memengaruhi ion-ion dalam cairan dan membuat perubahan keseimbangan tubuh.
"Hal (ion-ion) inilah yang dapat dipengaruhi oleh medan magnet yang berada di luar tubuh kita. Akibatnya, akan terjadi perubahan keseimbangan di dalam tubuh pemakainya, dan hal inilah yang dipercaya sebagai sesuatu yang 'baik' untuk kesehatan," papar dokter dari Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta ini.
Perubahan ini, lanjutnya, akan membuat tubuh menjadi lebih aktif dan membuat sel-sel yang "tidur" menjadi "bangun" sebagaimana layaknya orang yang berolahraga.  Akan tetapi, perubahan ini hanya bersifat sementara, karena tubuh akan kembali berusaha mencari suatu keseimbangan baru.
"Oleh sebab itu, setelah beberapa waktu digunakan ia tidak akan memberikan dampak perubahan apapun," tegasnya. 
Penggunaan PB yang hanya berdampak temporer ini, kata Traingto, dapat dijelaskan dengan efek olahraga bagi mereka yang tidak melakukannya secara teratur.
"Hal sama akan terjadi pada seseorang yang biasa teratur berolahraga yang tentunya dapat merasakan manfaat kesehatan yang dihasilkan. Tetapi bagi yang melakukan olahraga tapi tidak teratur, tentunya manfaat tersebut juga jadi terbatas," paparnya.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, sampai berapa berapa lama perubahan tersebut dapat bertahan atau dengan kata lain berapa lama benda-benda tersebut dapat memberikan dampak positif pada tubuh?
"Jawabnya bergantung pada tingkat kesehatan dan kebugaran tubuh kita saat itu. Bila tubuh kita sehat, dan kita telah terbiasa berolahraga secara teratur maka perubahan tersebut hanya sebentar saja. Bahkan ada yang tidak merasakan perubahan apapun.
Penjelasan untuk kejadian ini, kata Triangto, adalah pada tubuh yang sehat dan bugar akan dengan mudah untuk melakukan adaptasi dan mencari keseimbangan baru. Sama halnya, jika berolahraga tubuh cepat untuk menyesuaikan diri dan mudah melakukan recovery dalam waktu yang singkat.
"Hal berbeda akan dirasakan olah mereka yang kurang sehat dan kurang bugar akan merasa sangat terbantu dengan keberadaan PB tersebut, namun sekali lagi saya ingatkan dampaknya singkat dan temporer," tuturnya.
Triangto juga mengaku prihatin dengan perilaku masyarakat modern yang hanya menginginkan sesuatu yang instan, mudah dan murah. Banyak masyarakat lebih tertarik membeli gelang, ketimbang harus melakukan olahraga teratur yang memang menyita waktu. 
Padahal untuk hidup sehat dan bugar yang diperlukan adalah kerja keras dan tekun untuk melakukan olahraga teratur, mengkonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup dan memeriksakan kesehatan secara teratur. "Itu adalah kunci utama untuk meningkatkan kualitas hidup yang baik, dan bukan berasal dari gelang, kalung, batu, ataupun ruangan bermuatan listrik/ magnet," tegasnya.

Khasiat Gelang Power Balance Cuma Isapan Jempol


Produsen gelang Power Balance mengakui tidak punya bukti kuat bahwa produknya seampuh yang digembar-gemborkan selama ini. Sebelumnya, Power Balance gencar mempromosikan bahwa gelang dari bahan silikon yang disertai hologram itu dapat meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh pemakainya.
"Kami mengakui bahwa tidak ada bukti scientific yang kredibel untuk mendukung klaim kami dan hal tersebut termasuk perbuatan menyesatkan," tulis produsen gelang Power Balance di situs webnya. Pernyataan itu ditujukan sebagai klarifikasi atas iklan yang mereka keluarkan. 
Selain itu, produsen gelang "berkhasiat" tersebut juga meminta maaf jika ada pembeli yang merasa tertipu dengan promosinya. Mereka dapat meminta pengembalian uang melalui situs atau menghubungi hotline yang disediakan hingga 30 Juni 2011.
Namun, pernyataan tersebut baru dikeluarkan produsen Power Balance di Australia karena promosi yang dilakukan dianggap melanggar Undang-Undang Praktik Perdagangan di negara tersebut. Tidak jelas apakah Power Balance juga akan melakukan hal yang sama secara internasional, termasuk di Indonesia.
Selama ini Power Balance telah membanjiri Tanah Air. Tidak sedikit pengguna yang mengenakannya karena percaya dengan khasiatnya bagi tubuh. Apalagi, Power Balance dipromosikan dengan testimoni sejumlah olahragawan dan selebriti dunia. Bahkan, saking larisnya, beredar pula gelang sejenis dengan harga jauh lebih murah.
KOMPAS.com

Jangan Lewatkan: