Istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak adalah tiga istilah dalam pengajaran keterampilan berbahasa yang diperhatikan. Ketiga istilah tersebut mempunyai arti berbeda. Mendengar berarti kegiatan yang terjadi secara kebetulan, tiba – tiba tidak direncanakan sebelumnya atau tidak ada unsur kesengajaan.
Mendengarkan berarti mendengar akan sesuatu bunyi yang dibarengi dengan adanya unsur kesengajaan, bahkan ada kemungkinan kegiatan tersebut direncanakan dalam hal ini mendengarkan singkat lebih tinggi dari aktifitas mendengar. Namun, dalam kegiatan mendengarkan aktifitas – aktifitas seperti menganalisis, menginterpretasi, menilai, menanggapi, dan memutuskan sesuatu setelah mendengar tidak dilakukan.
Sedangkan menyimak adalah mendengarkan baik – baik dengan penuh perhatian akan apa yang diucapkan oleh seseorang taupun orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat dalam buku Program Mengajar Komponen Bidang Studi Bahasa Indonesia (1984/1985:8) “Menyimak adalah mendengarkan baik – baik dengan penuh perhatian akan apa yang diucapkan seseorang, mampu menangkap, memahami, mengingat, makna pesan – pesan yang terkandung dalam bunyi”.
Pendapat tersebut diatas didukung pula oleh pendapat Muhtar dan Anilawati (2006:2) “Menyimak adalah mendengarkan dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, dengan interpretasi untuk memperoleh informasi, mencakup ide atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan pembicara mulai ujaran atau bahasa lisan”. Pernyataan ini mengingatkan kita untuk memahami makna komunikasi yang disampaikan pembicara, kita harus mendengarkan baik – baik dengan penuh perhatian.
Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau melalui rekaman. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga didefinisikan bunyinya. Menurut Tarigan (1991:4) “Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya”.
Berdasakan pendapat – pendapat terdahulu, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah proses pemahaman informasi mulai alat pendengaran sehingga mampu mengingat, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, baik memerlukan segenap kemampuan menyimak dari mendengar sampai dengan mereaksi bahasa simakan.
Keterampilan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan persepsi, kemampuan, inteligensi, perhatian, motivasi, emosi yang harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat menyimakan berlangsung. Menyimak memadai yang merupakan basis kemampuan berbicara yang sangat penting dan juga merupakan keberhasilan membaca dan menulis. Depdikbud UT (1984/1985:9).
Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat para ahli yang lain yakni Tarigan (1991:39 – 40) mengemukakan lebih lanjut bahwa penyimak yang baik memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
- Kondisi fisik dan mental yang stabil.
- Konsentrasi yaitu memusatkan pikiran pada bahan simakan.
- bertujuan dalam menyimak
- Mempunyai kemampuan linguistic dan non linguistik.
- Berpengalaman dan berpengetahuan sehingga mudah menerima, mencerna, dan memahami isi bacaan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan penyimak yang baik memiliki cirri –ciri sebagai berikut: 1) Siap fisik mental (kondisi stabil), 2) Konsentrasi, 3) Motivasi yang penuh, 4) Tidak mudah terganggu, 5) menghargai pembicara, 6) Bersikap objektif, 7) bersikap kritis, 8) memiliki kemampuan merangkum, 9) memiliki kemampuan menilai, 10) siap menanggapi pembicaraan, 11) bertujuan dalam menyimak, 12) mempunyai kemampuan linguistic, 13) berpengalaman dan berpengetahuan sehingga mudah menerima, mencerna, dan memahami isi bacaan atau bahan simakan.