Pada minggu yang lalu kita sudah belajar mencegah obesitas dengan menghitung tinggi badan, berat badan dan body mass index (BMI) kita. Dengan mengukur parameter obyektif tersebut diharapkan kita lebih waspada mencegah kegemukan. Ada satu nilai pengukuran lagi yang harus kita perhatikan untuk mengetahui obesitas. Pengukuran tersebut dengan menghitung panjang lingkar pinggang . Semakin panjang ukuran lingkar pinggang seseorang berarti ia harus bersiap-siap terkena sindroma metabolik atau sindroma perut puncit.
Seberapa Penting Mengukur Lingkar Pinggang ?
Jenis kegemukan itu ada yang merata seluruh tubuh (general), ada pula yang sifatnya lokal di perut. Kegemukan yang lokal di perut disebut obesitas sentral. Obesitas general maupun sentral, keduanya sama-sama berbahaya, akan tetapi tingkat bahaya yang lebih tinggi terjadi pada obesitas sentral alias kegemukan perut buncit. Bahaya yang mengintai perut buncit ini dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, kencing manis dan tekanan darah tinggi.
Mengingat obesitas sentral sering dihubungkan dengan penyakit pembuluh darah yang berbahaya tampaklah pengukuran lingkar pingggang lebih memberi arti dibandingkan body mass index. Karena timbunan lemak di perut tercermin dari meningkatnya lingkar ikat pinggang seseorang.
Banyak penelitian tentang perut buncit ini dilakukan . Salah satunya Dr Xavier Jouven dkk, peneliti dari Prancis, melakukan penelitian terhadap 7.000 polisi Prancis yang meninggal dunia antara tahun 1967 – 1984 dengan sebab serangan jantung. Mereka mengukur Lingkar Pinggang dan body mass index (BMI). Mereka mendapatkan kenyataan bahwa pria-pria berperut buncit tersebut memiliki kemungkinan meninggal lebih cepat. Jadi Risiko kematian mendadak itu meningkat karena meningkatnya kepadatan lemak di dinding perut .
Untuk itulah lingkar pinggang seseorang harus diukur untuk menilai timbunan lemak perut. Cara mengukurnya mudah tetapi manfaatnya besar sekali. Cara mudah tersebut hanya dengan menggunakan meteran pita seperti yang digunakan penjahit baju.
Apakah Sindroma Metabolik atau Sindroma Perut Buncit itu?
Sindroma dalam bahasa umum disebut kumpulan gejala penyakit. Sindroma Metabolik merupakan kumpulan penyakit akibat gaya hidup keseharian yang tidak sehat. Gaya hidup keseharian ini terdiri dari pola makan, pola aktivitas, dan pola istirahat.
Kumpulan gejala dalam sindroma metabolik ini secara bersama atau sendiri dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, dan lain-lain. Gangguan yang terdapat dalam sindroma metabolik ini ada 10 macam, di antaranya obesitas sentral , prediabetes-diabetes, dislipidemia ( kelainan lemak darah), penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan fungsi endotel( dinding sel), dan perlemakan hati.
Sindroma Perut Buncit, bagaimana terjadinya?
Perjalanan sindroma metabolik ini biasanya melalu 4 tahapan.
Pertama biasanya dimulai dari pola makan yang gemar mengkonsumsi junk food, makanan berlemak dan makanan yang manis-manis. Dengan berselangnya waktu kebiasan buruk ini membuahkan hasil yaitu timbulnya kegemukan terutama kegemukan sentral. Saat inilah sudah masuktahapan kedua. Pada stadium tiga mulailah masuk stadium preklinik, yaitu timbulnya gejala awal beberapa penyakit seperti terjadinya pre-diabetes, kenaikan beberapa pemeriksaan lemak darah. Penyakit dengan gejala yang jelas baru tampak pada tahapan keempat dimana telah timbul penyakit seperti jantung koroner, kencing manis, Stroke dan lain-lain seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Kapan mengalami Sindroma Perut Buncit??
Badan kesehatan dunia (WHO) telah memperingatkan hal ini sejak lama. WHO telah menetapkan beberapa kreteria kelainan ini. Organisasi diabetes sedunia ( IDF) juga telah menentukan kapan seseorang mengalami sindroma metabolik.
Kriteria diagnosis telah ditetapkan oleh IDF tahun 2005 yaitu, kondisi dimana lingkar pinggang (LP) seseorang > 90 cm untuk pria dan > 80 cm untuk wanita. Gejala ini ditambah 2 dari 4 yang tersebut berikut ini: Trigliserida ? 150 mg/dl; ii) Kolesterol-HDL < 40 mg/dl (pria), < 50 mg/dl (wanita); iii) Tekanan darah ?130/85 mmHg ; iv) Glukosa darah puasa > 100 mg/dl.
Dari pemeriksaan fisik berupa Lingkar Pinggang dan Tekanan Darah ditambah pemeriksaan laboratorium berupa Glukosa Darah, Kolesterol HDL, Trigliserida maka kita bisa menentukan apakah seseorang sudah masuk sindroma ini atau belum
Bagaimana Mencegah Agar Perut Buncit tidak berkembang menjadi Penyakit Berbahaya??
Secara teori memang mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi biasanya dalam praktek banyak menghadapi kendala. Secara sederhana ada 3 hal yang bisa dikerjakan yaitu, deteksi, intervensi, dan evaluasi. Deteksi kelainan tubuh kita dengan mengukur lingkar pinggang, tekanan darah, data laboratorium. Dari data- data tersebit kita bisa bergerak untuk melakukan intervensi yaitu dengan menurunkan berat badan. Cara menurunkan berat badan dapat ditempuh dengan diet, olah raga dan obat-obatan. Evaluasi dilakukan berkala dengan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Mulai sekarang perhatian panjang ikat pinggang anda sebagai alarm untuk terhindar dari penyakit akibat sindroma perut buncit. Semoga kita bisa melakukannya.
salam,