Hari Kiamat - Pembalasan

 Hari kiamat adalah hari pembalasan di mana satu-satunya Dzat yang menjadi penguasa di hari itu (maliki yaumiddin) hanyalah Allah Swt. Ibnu Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:


       “Kelak di hari kiamat Allah akan menggenggam bumi dan menggulung langit dengan tangan kanan (kekuasaan)-Nya, kemudian Dia berfirman: Aku adalah raja (penguasa) di mana raja-raja (para penguasa) bumi?”(HR. Asy Syaikhan).




       Pada hari itu setiap manusia mendapatkan pengadilan yang seadil-adilnya. Seluruh catatan amal perbuatannya diberikan dan dia disuruh membacanya. Manusia ditanya tentang berbagai perkara yang pernah dia lakukan di dunia. Manusia tak bisa lagi menutup-nutupinya, berdusta atau berkelit dengan silat lidah. Sebab yang menjawab bukanlah mulutnya, melainkan tangannya. Sementara kakinya sebagai saksi. Lalu ditimbanglah amal perbuatan manusia untuk menentukan apakah dia akan lolos ke surga ataukah malah terperosok ke dalam neraka Jahannam? Allah Swt. berfirman:


       “Maka demi Rabbmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu”.(QS. Al Hijr 92-93).


       Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:


       “Kedua telapak kaki seorang hamba di hari kiamat masih belum beranjak sebelulm ditanya kepadanya mengenai umurnya, untuk apa dihabiskan, mengenai tubuhnya untuk apa ia gunakan, mengenai ilmunya apa yang dia kerjakan dengan ilmunya itu, dan mengenai hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan?”(HR Tirmidzi).


       Disamping ditanyai, manusia juga disuruh membaca catatan amal hidup mereka di dunia yang dibuat oleh para malaikat (al Infithar 9-14). Rasulullah Saw.bersabda:


       “Catatan-catatan itu semuanya disimpan di bawah arsy. Bila kiamat sudah datang, maka Allah akan mengirim angin yang membuat buku itu beterbangan ke kanan dan ke kiri. Tulisan pertama dalam buku tersebut adalah: Bacalah catatanmu (kitabmu), cukup dirimua sendiri hari ini.”


       Allah Swt. berfirman:


       “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali pada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak ‘Celakalah aku’. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).“ (QS. al Insyiqaq)
      
      


       Allah ta’ala juga berfirman:


       “Dan diletakkan kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: ‘Aduh celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya dan mereka dapati apa yang mereka telha kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorangpun jua.”(QS. al Kahfi 49).


       Disamping itu, setiap manusia akan mendengarkan rekaman seluruh perkatannya yang ia buat di dunia maupun ungkapan selulruh perbuatannya. Allah berfirman:


       “(Allah berfirman):’Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. al Jatsiyah 29).


       Selain catatan dan rekaman dari apa yang diperbuat manusia tersebut, manusia juga akan melihat rekaman gambar dari seluruh amalnya yang pernah dia kerjakan di dunia hinggga sekecil-kecilnya. Allah berfirman:


       “Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebarat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”(QS al Zalzalah 6-8).


       Setelah itu manusia digiring ke tempat di mana timbangan amal perbuatannya diletakkan. Allah berfirman:


       “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan) itu hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”(QS. Al Anbiya 47).


       “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.”(QS. al Qari’ah 6-9).


Masuk Surga ataukah Neraka?
       Sebagaimana disebut dalam surat al Qari’ah tersebut bahwa manusia yang timbangan amal baik lebih berat, maka dia akan masuk surga. Sedangkan orang yang timbangan amal buruknya justru lebih berat, ia akan masuk neraka.
       Surga adalah tempat yang penuh dengan berbagai kenikmatan yang abadi yang merupakan tempat kembali yang kekal bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Sedangkan neraka adalah tempat yang penuh dengan berbagai siksaan dan kesengsaraan yang merupakan tempat kembali orang-orang kafir. Adapun orang-orang muslim yang keburukannya lebih banyak dari kebaikannya, mereka akan disiksa dulu di dalam neraka sampai masa yang dikehendaki oleh Allah Swt. Setelah itu, orang yang masih punya sebiji sawi keimanan pun akan dientaskan dari neraka dan diangkat  ke surga.
       Banyak sekali surat-surat dan ayat-ayat yang menginformasikan tentang surga dan neraka. Tentang kehidupan di surga yang menurut hadits ada 100 tingkat, antara lain Allah ta’ala berfirman:


       “Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. al Waqi’ah 17-24).


       Juga firmanNya:


       “Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengarkan ucapan salam. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang tersusun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal dan empuk. Sesungguhnya Kami ciptakan mereka (bidadari-bidadari) lagi sebaya umurnya, (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (yaitu segolongan besar dari orang yang terdahulu, dan segolongan besar pula dari orang yang kemudian.”(QS. Al Waqi’ah 25-40).






       Sedangkan mengenai keadaan kehidupan di neraka, antara lain Allah berfirman:


       “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. An Nisaa 56).


       “Disiramkan air yang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit mereka.”(QS. al Hajj 19-20).


       Siapapun yang gemar membaca ayat-ayat al Qur’an tentang surga pastilah terus menerus terbit rindunya ingin segera menemuinya. Dan siapa saja yang gemar membaca ayat-ayat Allah tentang neraka, pastilah ia akan gemetar dan takut kepada Allah serta sangat benci dijebloskan ke dalamnya. Hanya saja dalam sebuah hadits diungkapkan bahwa surga itu dikelilingi oleh perbuatan yang dibenci oleh manusia, sedangkan neraka itu dikelilingi oleh perbuatan-perbuatan yang sangat disenangi manusia. Oleh karena itu, hidup ini adalah ujian dari Allah buat menentukan siapa yang bakal masuk surga dan siapa yang bakal masuk neraka.


       “Dialah yang menciptakan hidup dan mati agar Dia menguji siapa diantara kalian yang terbaik amalnya.”(QS. al Mulk 2).


       Namun Allah tidak pernah menyuruh kita agar masuk neraka, tapi Dia justru menyuruh manusia segera menemuinya.


       “Berlomba-lombalah kamu kepada mendapatkan ampunan dari Rabb kalian dan surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”(QS. al Hadid 21).


            Namun demikian toh keputusan ada di tangan manusia itu sendiri, mau kemana ia; ke surgakah atau ke neraka. Allah Swt. tak akan memaksanya. Yang jelas, hidup sesudah mati dengan segala konsekuensi yang ada di dalamnya pasti akan dilalui. Maha benar Allah dengan segala firmanNya