sejarah kabupaten rokan hulu









Sumber : http://www.rokanhulu.go.id






Kabupaten Rokan Hulu terletak di tengah pulau Sumatera di sebelah utara Bukit Barisan tepatnya pada posisi 00 25’ 20” LU - 010 25’ 41” LU dan 1000 02’ 56” - 1000 56’ 59” BT dengan luas wilayah sekitar 646.317 km persegi dengan kondisi morfologi bervariasi dari daratan alluvial sampai dengan vulkanik yang terjal di bagian barat, Bagian barat kemiringan lebih 40% dengan luas sekitar 99.135 ha seluas 53.578 ha dengan kemiringan 15-40% sedangkan kemiringan antara 2-15% seluas 13.266 ha selebihnya 360.943 ha dengan kemiringan 0-2%.



Wilayah Kabupaten Rokan Hulu memiliki 3 sungai besar disamping beratus-ratus sungai kecil yang dijadikan masyarakat tempatan sebagai sumber kehidupan sehari-hari. Sungai Rokan Kanan, Sungai Rokan Kiri dan Batang Sosah yang bermuara ke Sungai Rokan Bagian Hilir dengan panjang lebih kurang 100 km, kedalaman rata-rata 6 m serta lebar 92 m. Daerah Rokan Hulu merupakan daerah dataran rendah sampai sedang yang terletak dibagian timur deretan Bukit Barisan dengan ketinggian bekisar 5 - 1125 dpl. Dari berbagai bukit di deretan Bukit Barisan yang dikenal oleh masyarakat Rokan Hulu adalah Bukit Simerah Lembu atau Simolombu yang bagi sang petualang alam selalu mendambakan bungkulan bukit itu untuk dapat diraih. Kabupaten Rokan Hulu pada umumnya beriklim tropis dengan temperatur maksimum rata-rata 310 C - 220 C.



Dengan kondisi seperti tersebut diatas, menjadikan daerah Kabupaten Rokan Hulu kaya akan sumber daya alam hingga tidak berlebihan pula Rokan Hulu merupakan tempat yang menarik bagi para pialang kebun untuk menanamkan modalnya di daerah ini. Disamping keindahan alam, Kabupaten Rokan Hulu kaya dengan budaya yang unik dari berbagai kelompok etnis yang tinggal di daerah ini sejak tahun 1979 setelah dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan transmigrasi oleh Pemerintah RI. Penduduk Rokan Hulu ramah tamah dengan budaya melayu yang adaptif akan memberikan kenyamanan anda untuk berkunjung selagi tidak bertentangan dengan agama yang dikenal dengan “Melayu identik dengan Islam” Selamat Datang di Rokan Hulu Bumi Bermalu, Negeri Seribu Suluk, Semoga anda senang di negeri ini.


Sebelum penjajahan Belanda, wilayah Rokan Hulu terbagi menjadi dua wilayah ; wilayah Rokan Kanan yang terdiri dari Kerajaan Tambusai, Kerajaan Rambah dan Kerajaan Kepenuhan, dan wilayah Rokan Kiri yang terdiri dari Kerajaan Rokan IV Koto, Kerajaan Kunto Darussalam serta beberapa kampung dari Kerajaan Siak (Kewalian negeri Tandun dan kewalian Kobun), kerajaan-kerajaan ini sekarang yang disebut dengan Lima Lukah. Dalam kerajaan tersebut di atas dikendalikan oleh Kerapatan Ninik sedangkan penyelenggaraan pemerintahan kekampung-kampung diselenggarakan oleh Penghulu Adat, mashur dikenal rakyat kata-kata yang berbunyi “Raja itu dikurung dikandangkan oleh Ninik Mamak”.



Kemudian pada tahun 1905 kerajaan-kerajaan dalam dua wilayah tersebut mengikat perjanjian dengan Belanda dan dari pihak Belanda diakuilah berdirinya kerajaan-kerajaan itu sebagai Landschap serta setiap peraturan kerajaan mendapat pengesahan dari perwakilan Belanda barulah dapat dijalankan. Pada masa Penjajahan Belanda ini banyak tokoh-tokoh Islam yang anti penjajahan seperti Tuanku Tambusai (Pahlawan Nasional), Tuanku Syekh Abdul Wahab Rokan, Sultan Zainal Abidinsyah dan lainya yang berjuang menentang penjajahan. Perjuangan ini dibuktikan dengan adanya benteng tujuh lapis, beberapa kubu kecil yang namanya masih lekat sebagai nama desa tertentu seperti, Kubu jua, Kubu manggis, Kubu joriang, dll.



Pada masa Jepang, pemerintahan berjalan seperti biasanya namun setelah beberapa raja ditangkap oleh Jepang maka pemerintahan dijalankan oleh Kuncho yang diangkat oleh Jepang. Kemudian dimasa kemerdekaan, Lanschap dimasa Belanda dan KU dimasa Jepang dijadikan Kecamatan yang dikepalai oleh Camat sampai saat sekarang kedua wilayah Rokan Kiri dan Rokan Kanan telah disatukan menjadi Kabupaten Rokan Hulu dengan ibunegeri Pasirpengarayan.
ARTI LAMBANG





Lambang Kabupaten Rokan Hulu berbentuk oval dan terdiri atas 7 (tujuh) bagian, yaitu :



Payung bertangkaikan keris, memiliki makna semangat keberanian serta kemampuan untuk mencapai cita-cita Pembangunan.



Keris teracung keatas melambangkan semangat untuk pencapaian tujuan akan prospek masa depan. Bintang, memiliki makna masyarakat Kabupaten Rokan Hulu berpegang teguh kepada ajaran agama. 12 butir padi, 10 bunga kapas dan 9 gundukan bukit dengan 9 bayangan Nya, memiliki makna Kabupaten Rokan Hulu yang makmur, sejahtera dan bersahabat yang berdiri pada tanggal 12-10-1999. Benteng Tujuh Lapis, memiliki makna semangat juang masyarakat Kabupaten Rokan Hulu dalam membela marwah seperti perjuangan Tuanku Tambusai. Lingkaran, memiliki makna bahwa masyarakat yang terdiri dari berbagai suku diikat oleh tali persahabatan yang kokoh. Tiga buah sungai, memiliki makna gerak semangat pembangunan yang tak pernah surut. Pita Putih bertuliskan Kabupaten Rokan Hulu, memiliki makna kesucian hati dan tenggang rasa masyarakat. WARNA LAMBANG Warna yang dipergunakan dalam Lambang Kabupaten Rokan Hulu yaitu : Warna Merah, melambangkan keberanian dalam memperjuangkan kebenaran. Warna Putih, melambangkan kesucian hati dan kejujuran. Warna Hijau, melambangkan kesejukan dan kedamaian. Warna Kuning, melambangkan kebesaran dan kejayaan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu. Warna Biru Muda, melambangkan kesegaran.